Kamis, 24 Januari 2013

MAAFKAN AKU TEMAN

Haii.. :) udah lama aku ngga aktif di blog. Harap dimaklumi karena pulsa internet habis :D. Ya udah, karena aku udah balik lagi, aku mau kasih kalian cerpen buatanku. Happy Reading :).


MAAFKAN AKU TEMAN..

“Kalian tahu, kemarin aku lihat Vrinda jualan di pasar sama ibunya. Mana jualannya tahu lagi. Iih.. enggak level banget deh !” ledek Kanya sambil mengibaskan rambutnya yang panjang. Teman-teman satu gank-nya ikut tertawa. Vrinda hanya bisa menangis, ia langsung pergi meninggalkan Kanya dan teman-temannya. Memang seperti itulah kelakukan Kanya, ia sangat suka menghina temannya sendiri. Apalagi kalau sudah melihat ada temannya yang sedang kesusahan, dia pasti langsung menjadikan anak itu sebagai bahan ledekkan.
“Sabar yaa Vrin, ledekkan Kanya yang tadi enggak usah dimasukin ke hati. Yang penting kan kamu dan ibumu jualan barang yang halal.” ujar Veris menenangkan Vrinda
“Iya Ver, makasih yaa.”
Keesokan paginya di SMP N 5 Cinta Damai terdengar hinaan dari Kanya lagi. Kali ini yang dihina adalah Reno.
“Iih.. kalian tahu enggak, kemarin aku lihat Reno di tukang tambal ban. Kelihatannya sih lagi benerin ban sepedanya yang bocor, masa laki-laki masih naik sepeda ?. Miskin banget deh,”
“Reno kan emang miskin Ka, ibunya aja cuma tukang jahit. Mana ayahnya lumpuh lagi.” jawab Poppy, teman satu gank-nya
Reno tidak bisa menjawab apa-apa. Hatinya sangat sakit mendengar hinaan dari Kanya.
“Kamu !, jangan mentang-mentang anak orang kaya, terus bisa seenaknya menghina orang ya !” tegur Vania
“Eh Vania, ciyee yang belain Reno. Pacarnya yaa ?, oh iya.. waktu itu aku pernah lihat kamu lagi jalan-jalan di pasar hewan sama adikmu, kayanya sih mau beli kucing. Kasihan banget sih kamu, beli kucing aja harus ke pasar hewan. Enggak mampu ya beli di mall ?, oh iya.. orangtua kamu kan cuma pedagang gorengan, jadi mana mampu beli kucing di mall.”
“Cukup Kanya !, jangan pernah kamu hina orangtua aku !. Pedagang gorengan kan halal !” bentak Vania kesal. Kemudian ia mengajak Reno masuk ke kelas. Kanya dan teman-temannya hanya tertawa. Ketika bell masuk berbunyi, Kanya dan yang lainnya segera masuk ke kelas. Sayangnya, bu Tira tidak masuk, jadi anak-anak kelas 7.B di bebaskan.
“Pulang cepat nih, enaknya kemana ya guys ?” tanya Kanya dengan nada sombong
“Gimana kalau ke mall saja ?, ngg.. makan pizza yuk.” tawar Veren
Reno, Vrinda, Veris, Vania, dan anak-anak yang lain hanya bisa menggelengkan kepala mendengar kesombongan Kanya.
“Iih.. apaan sih kalian semua, ngeliatin aku terus !. Iri ya sama kekayaan aku ?, makannya ayah, ibu disuruh sekolah yang tinggi, jadi cari kerjanya enggak susah. Dasar miskin !” lagi-lagi Kanya menghina teman-temannya. Kemudian Kanya dan teman satu gank-nya segera pergi meninggalkan sekolah.
Keesokan harinya terdengar berita yang menyedihkan. Kanya, orangtuanya bangkrut.
“Rasain deh tuh anak, suruh siapa suka menghina, akhirnya bangkrut juga !” ujar Reno merasa senang
“Huss.. jangan begitu Ren, gitu-gitu Kanya juga teman kamu lho. Harusnya kita sebagai teman mendoakan keluarganya supaya bisa lebih bersabar.” nasihat Vrinda
“Iya juga sih, aku juga sebenarnya merasa kasihan Vrin, tapi dasar Kanya aja yang suka ngehina, jadi aku mau kasihan sama dia, malas..”
“Ya sudah, kita patungan yuk. Kita sumbang keluarga Kanya, kan kasihan mereka kehilangan segalanya.” usul Vrinda
“Tapi apa mereka mau menerima uang yang sedikit dari kita ?, apalagi Kanya itu orang kaya, sedangkan kita orang miskin. Apa dia mau menerima sumbangan dari kaum orang miskin ?” tanya Veris ragu
Vrinda tersenyum, “Dulu Kanya memang orang kaya, tapi sekarang dia sudah kehilangan segalanya. Entah dia mau menerima atau tidak, yang penting kita sudah mau membantu dengan ikhlas.”
“Ya sudah, ayo kita patungan !” ujar Vania. Setelah mengumpulkan uang dari teman-teman kelas 7.B. Vrinda, Veris, Vania, dan Reno pergi ke rumah Kanya. Kanya yang melihat keempat temannya itu sangat terkejut dan merasa malu.
“Kanya, ini ada sedikit bantuan dari anak-anak kelas 7.B. Kami ikut sedih atas musibah yang menimpamu.” ujar Vrinda
Tiba-tiba Kanya menangis dan memeluk Vrinda, “Maafkan aku ya teman-teman, selama ini aku suka sombong, suka menghina kalian. Aku benar-benar menyesal, seharusnya kalian membenciku, bukannya menolongku.”
“Enggak Ka, kita kan teman. Teman enggak boleh saling dendam, atau mengabaikan temannya yang sedang kesusahan.” jawab Reno
“Sekali lagi maafin aku ya teman-teman. Selama ini aku enggak pernah mikirin bagaimana rasanya dihina. Maaf banget.”
“Iya, kami sudah memaafkan kamu kok. Asal kamu mau berubah, dan memperbaiki semua kesalahan kamu.” jawab Veris
“Iya, aku mau berubah. Terimakasih teman-teman.” ujar Kanya.
Nah.. sekarang kalian bisa lihat kan bagaimana setianya sebuah persahabatan. Mungkin Kanya sering menghina teman-temannya, dan tidak sepantasnya ia dibantu ketika mengalami musibah. Tapi ingat, seorang teman tidak akan meninggalkan temannya yang sedang kesusahan. Seburuk apapun kelakukan mereka, tetapi mereka hanyalah manusia. Jadi, terimalah setiap kata maaf dari temanmu. Dan ingat, jangan suka menghina yaa.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;